Populer
-
Assalamu,alaikum wr/wb.. kawan..! ucapan terima kasih dan selamat datang di blog ini, dan mohon maaf apabila dalam tampilan blog ini amat sa...
-
Placeholder for About Me page of Azmirza ElBanjary
-
Kumpulan macam-macam apps mobile browser gratis internet yg dapat anda pasang/install di ponsel java/symbian anda, dgn file ber_extention (j...
-
BANDAR SERI BEGAWAN – Pusat Sejarah Brunei mengadakan Konvensyen penBorneo 2013 dari tanggal 13-14 September 2013 di Bandar Seri Begawan Br...
-
Sejumlah ulama di Provinsi Kalimantan Selatan mendukung pelestarian aksara Arab Melayu Banjar yang dilakukan Kesultanan Banjar dalam upaya ...
-
Download Lagu RHEINA - Mayang Terurai.mp3 Gratis Deskripsi: Lagu ini berasal dari penyanyi RHEINA . Dia berkarya untuk menghibur kita semua...
-
Sejarah Musik Panting Mengenai kapan lahirnya musik Panting, sampai sekarang belum didapatkan data tertulis. Tapi, menurut tuturan lisan yan...
-
"Berusahalah dengan ikhlas tanpa memikirkan balasan semata-mata, kerana semakin tinggi keikhlasan di dalam diri, semakin tinggilah bala...
-
JUJURAN Indonesia memang negeri dengan 1001 budaya yang berada dari hujung sabang sampai merauke. Dan budaya itu bisa berbeda dari satu daer...
-
Divisi Android Google sangat unik dalam menamai tiap versi dari Android dengan nama dessert atau makanan penutup. Seperti apa sejarah lengk...
Cari Blog Ini
Music Listening
Translate
Jumat, 04 Maret 2016
Kedekatan Bung Karno Dengan Ulama Banjar
Habib Alwi Barabai dan Presiden Soekarno Presiden pertama Republik Indonesia Ir Soekarno menjabat erat tangan Habib Alwi bin Abdullah Al-Habsyi (Kapten Arab) Soekarno tak berusaha cepat-cepat melepaskan genggamannya kepada sesepuh masyarakat Barabai itu. Obrolan ringan pun terjadi antara kedua tokoh yang sama-sama memiliki kharisma ini. “Presiden Soekarno lawas maingkuti (lama memegang, red) tangan Habib Alwi,” ujar Syarifah Syehun, 80 tahun, putri Habib Alwi, mengenang kembali peristiwa penuh makna bagi warga Barabai yang berlangsung di Balai Rakyat, Barabai tahun 1953 itu. Soekarno ketika itu datang ke Kalimantan Selatan dalam suatu kunjungan kenegaraan. Masyarakat Barabai sepakat menunjuk Habib Alwi, seorang yang pernah menjabat Kapten Arab (Kaptein der Arabieren) di Banjarmasin, untuk mewakili mereka menyambut Bung Karno. Mengetahui bahwa yang akan datang ke Barabai adalah seorang Kepala Negara, warga masyarakat Kampung Kamasan yang terkenal sebagai perajin logam mulia emas sepakat membuat kenangan- kenangan kepada Bapak Bangsa. Mereka secara khusus membuat persembahan kerajinan (souvenir) berwujud tugu pahlawan dari emas. Souvenir itu miniatur dari bangunan tugu yang menghiasi alun-alun kota Barabai. “Habib Alwi yang tukang julung (yang menyerahkan, red),” kata Syarifah Syehun. Entah mengapa mereka menunjuk Habib Alwi sebagai wakil mereka. Padahal saat itu hadir lengkap orang-orang besar para petinggi daerah Hulu Sungai. Mungkin warga Barabai menilai hanya Habib Alwi yang pantas berdiri berhadapan dengan Soekarno. Waktu berjabat tangan dan berhadap-hadapan muka itulah mengalir percakapan antara mereka berdua: “Siapa nama Pak Haji,” ujar Presiden Soekarno. “Saya Sayyid Alwi,” jawab Habib Alwi. “Pak Sayyid orang Arab?” “Ya, saya orang Arab, lahir di Hadralmout.” “Mengapa orang Arab mau membantu perjuangan orang Indonesia?” “Saya muslim, dia juga juga orang muslim. Jadi wajib membantu. Ihkwanul muslimin (persaudaraan sesama orang Islam). “Kenapa Ibu (Fatmawati) tidak dibawa,” Habib Alwi yang gantian bertanya. “Baru bersalin, baru melahirkan,” jawab Soekarno. (Ibu Negara Fatmawati tidak bisa mendampingi kunjungan kenegaraan Bung Karno ke Kalimantan Selatan karena baru melahirkan Guruh Soekarnoputra). “Nanti Tuan datang ke Djakarta. Saya tunggu,” lanjut Soekarno. “Ya, nanti saya ke Batavia.” (Seorang wedana di Hulu Sungai membisiki Habib Alwi yang benar adalah Jakarta) “Bukan, sekarang Jakarta,” kata Soekarno. “Yakarta,” ujar Habib Alwi mengoreksi ucapannya. (Habib Alwi menyebut J dengan lafal Y). Hingga Habib Alwi meninggal dunia tahun 1967, ia tak memenuhi undangan pribadi Presiden pertama Republik Indonesia itu.
Label: Sejarah Seni Dan Budaya Banjar
Dunia Islam,
Sejarah & Budaya,
Ulama Kalimantan,
Ulama Nusantara
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tinggalkan Komentar anda disini dan harap gunakan Kata-Kata yg Sopan!....................