JUJURAN
Indonesia memang negeri dengan 1001 budaya yang berada dari hujung sabang sampai merauke. Dan budaya itu bisa berbeda dari satu daerah dan daerah lainnya, Bahkan dalam satu daerah terdapat beberapa budaya yang berbeda. Termasuk didalamnya tata cara dalam sebuah perkimpoian..
★★★ Adat Dan Budaya Suku Melayu Banjar (Kalimantan Selatan) ★★★
Dan mengenai besarnya jujuran (Maskawin) tergantung dari orang tua perempuan dan status keluarga perempuan, semakin tinggi status sosialnya, biasanya jujurannya semakin tinggi. dan mempunyai nilai prestisius dari sebuah keluarga
Dalam adat kimpoi Melayu Banjar ada satu syarat yang harus dipenuhi oleh calon pengantin pria, yaitu Jujuran. Biasanya Jujuran ini berbentuk uang tunai. Zaman dahulu Jujuran adalah f. 4,- (empat rupiah atau empat Gulden) sebagai syarat syah nikah mengikut agama Islam.
Jujuran bisa diminta kembali apabila dalam hal perkimpoian terjadi kegagalan (sang istri belum atau tidak mau dicampuri suami) sehingga Jujuran harus dikembalikan sepenuhnya. Apabila pihak pria mencerai istrinya (kegagalan dalam perkimpoian), Jujuran tersebut dianggap hilang
Mahalnya Jujuran bagi seorang gadis ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain: - kemampuan orang tua si gadis di bidang ekonomi/orang tua si gadis orang terpandang dan Kaya. - kecantikan si gadis - karena memang dikehendaki orang tua si gadis demi ongkos perkimpoian dan bekal hidup bagi mempelai
Dalam kebiasaan masyarakat Melayu Banjar, Jujuran ini ikut menentukan berhasil atau tidaknya acara perkimpoian nantinya. Pernah ditemui cerita batalnya perkimpoian akibat pihak pria tidak bisa memenuhi permintaan besarnya Jujuran atau terjadi kesalahpahaman dengan besarnya Jujuran. Di masyarakat umum jumlah Jujuran bisa juga diambil patokan dari besarnya Jujuran kebanyakan orang di daerah tersebut.
★★★ Adat Dan Budaya Suku Banjar (Kalimantan Selatan) ★★★
Orang luar daerah biasanya salah paham dengan konsep Jujuran Urang Melayu Banjar, sehingga sering disebut seperti jual anak. Kebanyakan uang Jujuran digunakan untuk meriahnya acara perkimpoian dengan berbagai adat yang menyertainya serta untuk membeli perlengkapan rumah tangga bagi mempelai di kehidupan yang akan dijalani, selain faktor yang telah disebutkan diatas.
Kalau dilihat dari sisi positifnya, itu mungkin untuk mengetahui sejauh mana pria sebagai suami berkomitmen untuk menyejahterakan rumah tangganya...
sumber narasi : http://kerajaanbanjar.com sumber foto : Koleksi Pribadi
tinggal dimana sob?
BalasHapusBanjarmasin sob, ente tinggal d mana?
BalasHapus