Populer

Cari Blog Ini

Music Listening

Translate

Senin, 25 Februari 2019

KOPIAH JANGANG KHAS BANJAR ZAMAN DAHULU HANYA DI PAKAI OLEH ORANG ALIM

KOPIAH JANGANG KHAS BANJAR
ZAMAN DAHULU HANYA DI PAKAI OLEH ORANG ALIM

Proses pembuatan kopiah jangang ini tergolong rumit karena akar kayu itu sepenuhnya dianyam menggunakan pola-pola khusus dan dikerjakan secara manual oleh tangan-tangan manusia (HandMade) Polanya ada yang berupa gelombang, bunga teratai dan hati.
"Kalau akar jangangnya biasanya diambil di pedalaman hutan di Kalimantan Tengah seperti di Puruk Cahu dan Muara Teweh," katanya.
Akar-akarnya itu, saat baru saja diambil dari pohonnya, biasanya akan dikupas dulu kulit luarnya. Setelah itu barulah tampak kulit lapisan kedua. Di lapisan ketiganya teksturnya lebih lembut, biasanya disebut hati jangang.
"Yang bisa diolah menjadi kopiah adalah kulit lapisan kedua dan hatinya. Kalau kulit luarnya keras, tak bisa dibentuk jadi kopiah," ujar pria asli Desa Margasari, Kabupaten Tapin yang juga perajin kopiah jangang ini.
Hasil olahan kulit lapisan kedua dengan hatinya sangat jauh berbeda. Kopiah berbahan kulit jangang lapisan kedua lebih keras, tebal, lubangnya besar-besar jika dibandingkan dengan kopiah berbahan hati jangang. Kopiah berbahan hati jangang jauh lebih halus dan lembut, anyamannya tampak lebih rapi, rapat, lubangnya kecil-kecil dan motifnya lebih indah.
"Kalau yang lapisan kedua, motifnya sedikit karena susah membentuk anyamannya. Makanya lubangnya besar-besar. Kalau yang berbahan hati jangang lebih lembut, namun harganya lebih mahal karena mengolahnya lebih rumit, bilah hati jangangnya kecil-kecil sehingga membuatnya diperlukan ketelitian yang lebih," paparnya.

Proses pembuatannya memakan waktu lama. Untuk yang berbahan kulit lapisan kedua, sebuahnya dibuat selama dua hari. Sementara yang berbahan hati, sebuahnya bisa mencapai sebulan baru selesai.
Tak heran jika kemudian harga jual
kopiah jangang berbahan hatinya ini lebih mahal, yaitu mencapai Rp 400.000 sampai 500.000 per buahnya. Sementara yang berbahan kulit jangang lapisan kedua berkisar Rp 30.000 hingga Rp 125.000.
"Harganya bervariasi, tergantung kualitas dan kerapatan anyamannya juga daya tahannya. Kalau yang berbahan kulit lapisan keduanya lebih murah dan daya tahannya sekitar dua tahun saja, sedangkan yang berbahan hatinya bisa hingga lima tahun," paparnya.

Di balik pesona dan kerumitan pembuatannya, kopiah jangang ternyata memiliki strata sosial tersendiri bagi masyarakat Banjar di masa lalu. Ratusan tahun lalu, masyarakat muslim di Kalimantan Selatan belum mengenal jenis peci seperti yang ada sekarang ini. Karenanya, masyarakatnya berinisiatif membuat sendiri untuk keperluan beribadah. http://azmirza.blogspot.com
Karena di sini banyak pohon jangang dan akarnya bisa dibentuk, akhirnya dibuatlah kopiah berbahan akar jangang ini. Dulu, pemakainya hanya para santri dan ulama.
"Menurut cerita orang-orang tua kami dulu di Desa Margasari, siapa yang memakai kopiah jangang ini dianggap bisa membaca doa atau memimpin majelis pengajian. Makanya, dulu kopiah ini tidak dipakai oleh sembarang orang, hanya para santri dan ulama yang sekiranya bisa dipercaya menjadi imam salat atau penceramah yang berhak memakainya. Pokoknya, zaman dulu siapa yang tampak memakai
kopiah jangang ini, dia pasti orang alim. Kalau yang tidak memakainya, pasti bukan orang alim," tuturnya.
Tak heran, dulu kopiah ini sangat populer di kalangan Pondok Pesantrian ( Pesantren) Banyak santri atau kaum alim ulama yang memakainya dan karena keindahan unsur tradisionalnya sehingga menarik banyak minat kalangan lainnya untuk dijadikan buah tangan khas Banjar Kalimantan Selatan.
Seiring berjalannya waktu dan banyak peminatnya dari luar kalangan pesantren, kopiah ini kemudian turun kasta menjadi peci yang sering dipakai masyarakat umum. Tak jarang, banyak pula yang membelinya untuk sekadar oleh-oleh bagi orang-orang Banjar yang bepergian ke luar negeri. "Buat dikasih-kasihkan ke orang luar negeri sana, kata mereka, sekadar untuk mengenalkan kerajinan khas Banjar ke luar negeri," bebernya.


Berminat membeli kopiah khas ini? Anda bisa mengunjungi Pasar Sudimampir di Banjarmasin. Lapak para penjualnya biasanya di dekat toko-toko penjual karpet. Posisinya persis di dekat lokasi parkir pasar ini.
Menuju kemari, bisa menggunakan kendaraan umum seperti ojek, bajaj dan angkutan umum. Biasanya, angkutan umum dari Pasar Sentra Antasari melewati lokasi ini, turun saja di Jembatan Sudimampir, posisi pasar ini persis di samping jembatan tersebut.

#FolksOfBanjar #KhasBanjar #KopiahJangang #AdatBudayaBanjar #UrangBanjar #MelayuBanjar #KalimantanSelatan 

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan Tinggalkan Komentar anda disini dan harap gunakan Kata-Kata yg Sopan!....................