Populer

Cari Blog Ini

Music Listening

Translate

Jumat, 29 April 2016

Kerajaan Banjar,Selaparang,Taliwang,Sumbawa Dan Bima Adalah Serumpun

-Azmirza Network

Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin, dalam pemerintahan Pangeran Ratu sempat menjalin hubungan bilateral dengan Kerajaan Selaparang melalui ikatan perkawinan Raden Subangsa ( Raden Marabut ) putera dari Pangeran Martasinga yang dinikahkan dengan Mas Surabaya puteri dari Raja Selaparang. Pasangan ini dianugerahi seorang putera bernama Raden Mataram. Mas Surabaya kemudian meninggal dunia. Kemudian Raden Subangsa dinikahkan oleh Raja Selaparang dengan puterinya Mas Panghulu yang tinggal di Sumbawa ( Sumbawa Besar ).

 Pasangan ini memperoleh putera yang bernama Raden Bantan. Raden Subangsa oleh orang Selaparang dan orang Sumbawa ( Sumbawa Besar) digelari Pangeran Taliwang ( Datu Taliwang ), karena ibu Raden Mataram itu berdiam di negeri Taliwang. Ketika di Tanah Banjar dahulu, Raden Subangsa telah memperoleh tiga puteri yaitu Gusti Yada, Gusti Tika dan Gusti Pika. Raden Subangsa merupakan saudara lain ibu dengan Pangeran Singamarta ( Dipati Singamarta).

Kabar berita tentang keadaan Raden Subangsa diketahui di masa pemerintahan Sultan Rakyatullah (1660-1663) yang dibawa oleh Raden Subantaka yang dahulu disuruh memperisterikan Raden Subangsa ke Selaparang. Raden Subantaka itu paman dari Pangeran Singamarta. Pangeran Singa-Marta adalah Menteri Besar yang pernah diutus raja Banjar kepada Kesultanan Bima pada tahun 1701. Di negeri kesultanan Bima, Pangeran Singa-Marta menikahi puteri dari Adipati Thopati Tlolouang. Raden Subangsa merupakan saudara sesusu dengan Raden Kasuma Lalana/Pangeran Dipati Anom II/Sultan Agung.

Pangeran Dipati Anom II inilah yang menyuruh memperisterikan Raden Subangsa ke Selaparang dan demikian juga sanak-saudaranya yang lain juga dinikahkan dengan putera/puteri kerajaan lain. Pada tahun 1618, Kesultanan Gowa menaklukan kerajaan-kerajaan di Sumbawa Barat kemudian dipersatukan dengan Kerajaan Selaparang. Pada tahun 1673 pusat kerajaan dipindahkan oleh VOC-Belanda dari pulau Lombok ke Sumbawa untuk memusatkan kekuatan. Pada tahun 1674, perjanjian Kesultanan Sumbawa dengan VOC yang isinya bahwa Sumbawa harus melepaskan Selaparang, setelah lepasnya Selaparang dari Sumbawa kemudian VOC menempatkan regent dan pengawas. Kerajaan Selaparang mulai mengalami kemunduran pada tahun 1691 dan akhirnya runtuh pada 1740 karena kekalahannya dalam perang melawan Kerajaan Karangasem.

Sejarah Sumbawa mencatat bahwa dominasi Sultan Sumbawa yang keturunan Bugis-Makasar digantikan oleh sultan dari keturunan raja Banjar. Permulaan keturunan raja Banjar menjadi sultan Sumbawa yaitu, Gusti Mesir Abdurrahman yang bergelar Sultan Muhammad Jalaluddin Syah II (1762-1765). Beliau diangkat menjadi sultan kedelapan Sumbawa karena beliau telah memperistrikan cucunda dari Sultan Jalaluddin Muhammad Syah I (1702-1723), Datu Bonto Raja.

Silsilah Raja dari keturunan Banjar mendominasi Kesultanan Sumbawa. Meskipun juga, Datu Seran ( Raja negeri Seran ) dan anaknya sempat menjadi Sultan Sumbawa, namun dilanjutkan kembali oleh dinasti Gusti Mesir Abdurrahman sampai kesultanan di Sumbawa berakhir tahun 1958.

Source : Google dan beberapa sumber lainnya

Jumat, 08 April 2016

Stop Bullying Di Social Media

stop-bullying-660x473.jpg

Kita hidup di era yang segala sesuatunya bebas berkembang. Zaman terus merencanakan kemajuan, tak ada yang bisa membatasi potensi perkembangan zaman dan modernisasi yang berlangsung. Sebagai manusia yang menikmati akan perkembangan zaman dan segala sesuatu yang mengiringinya, tentu kita banyak sekali diuntungkan dalam hal ini.

Tidak ada yang tidak menikmati, segala sesuatunya terasa lebih mudah dan fleksibel sehingga perkembangan zaman seolah sudah menjadi momok yang selalu dinanti-nanti.

Tapi apa dampak lain dari perkembangan zaman? Ternyata tidak hanya zaman saja yang berkembang. Moral dan akhlakpun mengalami perkembangan. Fatalnya, ia berkembang tidak hanya pada arus positif namun juga berkembang pesat kepada arus negatif.

Mungkin akhlak dan moral berada pada orbit yang berbeda dengan beberapa hasil perkembangan zaman lainnya seperti berkembangnya elektronik yang ada pada saat ini. Tetapi ternyata di antara keduanya memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan.

Jika perkembangan elektronik membawa pada manusia mengenal beragam sosial media, yang membuat dia tidak hanya berkomunikasi atau berinteraksi melalui dunia nyata saja melainkan melalui dunia maya juga, maka akhlak dan moral si pengguna dan penikmat perkembangan elektronik tadi akan terpancar dari dunia maya yang ia geluti.

Setiap orang mungkin punya cara main dan polanya sendiri-sendiri. Tetapi sangat disayangkan apabila cara main dan pola ini ternyata terlalu mengandung banyak cacat dan tak layak untuk dikonsumsi.

Mudah mungkin ketika kita melakukan kesalahan di dunia nyata, kita hanya perlu meminta maaf, menampakkan wajah penyesalan, menyodorkan tangan untuk berjabat atau hal-hal lainnya yang biasa digunakan untuk permintaan maaf. Tetapi kesalahan di dunia maya ternyata tidak semudah itu untuk dihilangkan apalagi dimaafkan.

Fitur-fitur dan ragam kekreatifan yang tidak bisa dibendung ini ternyata berdampak kesulitan untuk melupakan atau bahkan memaafkan kesalahan beberapa orang. Salah sedikit, captured! Salah sedikit, muncul ragam meme yang menghujat. Percaya atau tidak, inilah yang terjadi.

Bullying atau mengucilkan dan mengabaikan bahkan mencecar orang di dunia maya saat ini seolah sudah menjadi sebuah tradisi. Satu saja kesalahan kecil, akan mengundang ragam episode bullying di sosial media. Kasusnya terjadi di kota Medan, misalnya, tetapi satu Indonesia turut menghujat habis-habisan.

Kritik boleh saja, tak ada yang melarang. Beropini pun silakan saja. Tetapi akan sangat disayangkan jika ternyata Indonesia dengan ragam kekayaannya, ternyata hanya mampu menghasilkan bullying dari sebuah kesalahan warga/masyarakatnya.

Akan lebih baik jika yang dihasilkan adalah argumen atau opini dan kritik yang membangun, bukan meme yang menyinggung atau komentar-komentar yang kasar di berbagai akun sosial media yang ada.

Kalau kita saksikan, beberapa kasus atau kesalahan seorang warga yang akhirnya menuai kritik panjang dan drama bullying, akan terasa menyesakkan. Bukan karena kasihan kepada yang di bully, tetapi justru miris menyaksikan kenyataan bahwa masyarakat saat ini hanya mampu membully, tidak membangun sama sekali.

Source : Www.Dakwatuna.Com

Kamis, 07 April 2016

Apa Arti Flagship Pada Smartphones

FLAGSHIP KILLERS

Apa arti atau maksud kata Flagship pada produk Smartphone? Jika Anda sering membaca berita tentang Android, Anda tentu sering menemukan kata atau istilah “flagship”, khususnya jika artikel tersebut mengabarkan tentang produk baru yang diperkenalkan oleh vendor tertentu. Bagi Anda yang masih awam mungkin akan bertanya-tanya tentang arti dari istilah “flagship” tersebut.

•Flagship adalah sebuah produk andalan dari suatu vendor yang merupakan produk “inti” dari semua produk yang mereka hadirkan. Produk flagship juga bisa diartikan sebagai produk terbaik atau produk yang berada di kelas paling tinggi (bisa juga dikatakan sebagai produk termahal) yang dimiliki oleh suatu vendor.
xperia-2bz2-2bwaterproof.png

Seperti misalnya seri Xperia “Z” yang dimiliki oleh Sony, seri Galaxy “S” oleh Samsung dan seri “G” dari LG yang masing-masing adalah seri smartphone andalan mereka.

Terkadang memang suatu vendor memiliki lebih dari satu produk flagship, dan hal itu sah-sah saja. Biasanya produk tersebut dijadikan acuan utama oleh konsumen dimana jika produk flagship yang dimiliki suatu vendor dinilai bagus, maka produk lain dibawah kelasnya juga akan dianggap bagus. Padahal penilaian tersebut tidak sepenuhnya benar. Dan suksesnya pemasaran produk flagship pada suatu vendor biasanya akan secara efektif mendongkrak kepopuleran vendor yang bersangkutan.

Jadi, makna literalnya, flagship berarti yang paling penting dalam kelompok tertentu, ponsel High-end yang sarat dengan semua fitur terbaru. Sebuah ponsel unggulan terbaru dari sebuah perusahaan dimana mereka telah menempatkan semua upaya mereka untuk membuat ponsel tersebut terlihat unik dan out of the box. Misalnya tahun 2011 Samsung Galaxy S2 adalah smartphone flagship, tetapi sekarang Samsung Galaxy S5 yang flagship.

Rabu, 06 April 2016

LEGENDA NISAN BERLUMUR DARAH CERITA RAKYAT MARTAPURA KALIMANTAN SELATAN

nisanberlumurdarah-azmirz.jpg <
×

LEGENDA NISAN BERLUMUR DARAH
CERITA RAKYAT MARTAPURA KALIMANTAN SELATAN

Alkisah .... Syahdan bermula....

Dahulu kala ada cerita tentang dua kekasih yang mempunyai kisah percintaan yang sungguh tragis.

Cerita langkapnya sebagai berikut : Mashor adalah pemuda yang bertempat tinggal di desa yang sekarang sekitar Pekauman dan teluk selong. Mashor berasal dari keluarga yang miskin, tetapi dia mempunyai pendidikan agama yang tinggi dan budi akhlaknya tinggi. Dia mempunyai keahlian membaca Al-Quran yang sangat indah didengar. Mashor sebagai orang yang tidak mampu ikut bekerja di rumah Fatimah sebagai pembantu.

Fatimah merupakan gadis dari keluarga sangat kaya (Saudagar Intan) Mereka tinggal disebarang desa Mashor, mungkin sekarang daerah Kampung Melayu. Orang tuanya merupakan pedagang yang mempunyai hubungan dagang keluar daerah. Terutama daerah Singapura dan Malaysia.

Mashor sebagai pembantu mempunyai banyak pekerjaan yang harus dilakukannya seperti menimba air, memotong kayu, dan lain-lain. Hari demi hari, bulan demi bulan itu saja yang dilakukannya untuk membiayai hidup dan orang tuanya. Selama beberapa tahun

Mashor bekerja dirumah saudagar kaya itu, membuat Fatimah secara tidak sadar jatuh cinta kepada Mashor, begitu juga sebaliknya. Tetapi karena adat Melayu Banjar yang menjaga ketat pertemuan antara perawan dengan bujang membuat hubungan mereka tidak diketahui oleh keluarga.

Mashor sadar percintaan mereka pasti akan ditentang oleh keluarga Fatimah yang memegang adat keluarga. Mereka hanya akan menikahkan anak gadisnya

hanya dengan orang yang sederajat dan mempunyai hubungan keluarga bangsawan dan pasti tentu harus pilihan keluarga. Tetapi Cinta di hati tidak bisa menolaknya.

Tidak lama kemudian hubungan mereka mulai diketahui orang tua Fatimah. Betapa marahnya orang tua Fatimah mengetahui hal demikian. Mereka

memutuskan untuk menjauhkan Mashor dari Fatimah dengan menugaskan Mashor menjaga kebun karet dan ladang keluarga Fatimah di seberang sungai.

Kebun karet ini berada jauh dari rumah Fatimah, menujunya hanya bisa dengan perahu jukung karena melewati sungai yang kecil. Mashor di berikan pondok kecil untuk berteduh dan melakukan

kegiatan sehari-hari. Setiap hari dia bekerja merawat kebun karet tersebut. Setiap hasil karet hanya orang suruhan keluarga Fatimah saja yang

mengambilnya. Dia tidak diberikan kesempatan untuk ke rumah sang Majikan. Fatimah mengetahui kabar Mashor hanya dengan meminta keterangan acil ijah, pembantu yang sering mengatarkan beras buat Mashor.

Suatu hari ada orang kaya bernama Muhdhar yang masih ada hubungan keluarga dengan Fatimah badatang (melamar) ke rumah Fatimah dengan menggunakan satu buah kapal yang sangat besar sesuai dengan derajat kekayaan orang tersebut. Niat Muhdhar disambut baik oleh keluarga Fatimah, mereka

sepakat untuk mengadakan perkawinan besar-besaran. Hal ini tidak menjadi beban bagi Muhdhar karena kakayaannya. Fatimah sangat menentang niat orang tuanya yang menjodohkannya dengan Muhdhar. Dia kenal betul perangai

Muhdhar. Walaupun kaya tetapi dia tidak mempunyai budi pekerti dan ilmu agama sebaik Mashor. Tetapi dia harus menjalankan dua pilihan yang sangat berat. Di satu sisi dia mempunyai pilihan dan cinta yang diyakininya membawa kebahagian di dunia dan di akhirat yaitu hidup bersama Mashor. Di satu sisi dia harus mengikuti perintah orang tuanya, dia sadar menyakiti hati orang tua adalah perbuatan yang derhaka. Akhirnya Fatimah pasrah terhadap perjodohan ini. Perjodohan yang dilandasi oleh harta, hubungan keluarga bukan oleh Cinta. Mashor yang berada jauh tidak mengetahui perjodohan ini. Semuanya yang datang ke lampau (gubuk) Mashor bekerja selalu menutupinya. Mereka tidak ingin dipecat Tuannya jika menceritakan hal tersebut. Akhirnya acara pernikahan di mulai, Muhdhar datang dengan beberapa kapal besar yang membawa Hantaran atau jujuran. Ada kapal yang membawa isi kamar lengkap, ada kapal yang membawa perhiasan emas dan batu permata, ada kapal yang membawa pakaian wanita yang sangat indah-indah. Bagi mereka semua itu hal biasa, karena bisnis dagang keluarga ini ke Singapura,Malaysia berupa Intan,batu permata dan kain. Mereka mempunyai banyak pelanggan di Singapura dan Malaysia Pada zaman tersebut sungai Martapura digunakan sebagai jalur perdagangan. Kapal-kapal besar pedagang Martapura sering berangkat membawa barang dagangan ke Pulau Jawa dan Sumatera hingga Singapura dan Malaysia. Sesuai dengan jalur perdagangan dunia antara Malaysia dan pulau Sumatera. Pada malam harinya ketika semua kelelahan. Muhdhar dan Fatimah tidur di kamar penganten. Belum sempat malam pertama itu terjadi ternyata rumah Fatimah terbakar akibat api dapur lupa di matikan. Muhdhar lari keluar dengan segera tanpa memperdulikan Fatimah. Api semakin membesar Fatimah terjebak di dalamnya. Mashor yang belum tidur melihat dari kejauhan warna merah di langit yang menadakan kebakaran. Dia yakin kebakaran itu berada di rumah Fatimah. Tanpa peduli aturan majikannya yang tidak memperbolehkannya mendekati rumah dia langsung berlari mengambil jukung (sampan). Setelah sampai di rumah Fatimah dia diberitahu bahwa Fatimah terjebak di dalamnya. Dengan kekuatan Cintanya dia terobos api dan menemukan Fatimah pingsan karena terlalu banyak menghirup asap. Dia angkat Fatimah melewati api yang besar. Dengan badannya dia melindungi Fatimah dari api dan kayu rumah yang berjatuhan. Setelah dia bawa keluar Mashor disambut Muhdhar dengan merebut Fatimah dari pangkuan Mashor. Dengan demikian Mashor akhirnya mengetahui perkawinan tersebut. Belum sempat dia mendapatkan penjelasan, Mashor pingsan karena terlalu banyak luka bakar yang dialaminya. Keluarga Fatimah memerintahkan agar mashor dirawat kembali di gubuknya tempatnya bekerja. Dan menginginkan agar peristiwa heroic ini jangan sampai diketahui Fatimah. Subuh harinya mashor tidak bisa bertahan. Dia meninggal karena luka yang terlalu parah. Setelah sholat dzuhur dia dimakamkan di daerah perkebunan karet tersebut. Atau tepatnya sekarang berada di desa Tungkaran. Makam Mashor sederhana dengan nisan terbuat dari kayu ulin. Untuk mencegah babi hutan,kuburannya juga dipagar paring (bambu) Semuanya berada di pemakaman, baik teman-teman Mashor maupun keluarga Fatimah. Tetapi Fatimah tidak mengetahui kematian ini. Dia masih lemah di kamar rumah Muhdhar. Dia masih bertanya di dalam hati bagaimana dia bisa selamat, suaminya sendiri meninggalkannya saat kebakaran itu terjadi. Sewaktu malam hari pertanyaan itu di keluarkannya pada acil ijah yang sejak kecil merawatnya. Acil ijah tahu betul perasaan Fatimah kepada Mashor. Karena tidak dapat mendustai tuannya yang sejak kecil dia pelihara tersebut akhirnya dia ceritakan peristiwa kebakaran itu. Fatimah yang sangat rindu Mashor akhirnya menanyakan keberadaan Mashor. Dengan sangat hati-hati acil ijah menceritakan kematian Mashor dan memberitahukan letak kuburannya. Dia berjanji menemani Fatimah besok untuk ziarah ke kuburan Mashor. Fatimah Sangat terpukul hatinya mengetahui pemuda yang melindungi dan dicintainya telah tiada. Menangislah Fatimah sejadinya. Setelah semua orang terlelap tidur, jam 3 subuh tanpa sepengetahuan yang lain Fatimah keluar rumah. Dia tidak dapat menyimpan perasaan rindu dan dukanya. Tanpa menunggu siang dia bertekad harus menemukan kekuburan mashor. Dia tidak yakin kekasihnya sudah meninggal jika tidak menemukan kuburannya langsung. Dia seberangi sungai Martapura dan berjalan menyisir jalan setapak. Dia masih ingat letak kebun karet keluarganya ketika ayahnya pernah mengajak sewaktu kecil. Malam itu hari hujan dengan deras tetapi tidak menyurutkan hati Fatimah, di dalam hatinya hanya ada satu nama Mashor. Dipikirannya hanya ada satu wajah Mashor pemuda yang sangat mengerti dirinya. Setelah tiba di kebun karet keluarganya, Fatimah tanpa sadar dan mungkin karena ilusi yang muncul karena obsesinya bertemu mashor, dia melihat Mashor berdiri tersenyum kepadanya ditengah rintikan hujan. Tanpa berpikir panjang Fatimah berlari ingin memeluk tubuh kekasihnya melepaskan segala kerinduannya. Fatimah menabrak tubuh lelaki itu hingga terjatuh tanpa disadari pagar yang terbuat dari bambu yang melindungi kuburan Mashor menusuk tubuh Fatimah tepat di dadanya. Darah mengucur dan menetes di atas kubur Mashor dan melumuri nisannya. Fatimah meninggal dengan senyum dia yakin menemukan cintanya.

SELESAI

BlackMart Membuat Aplikasi Berbayar Di Playstore Menjadi Gratis

Terkadang kita menginginkan sebuah aplikasi yang ada di PlayStore, namun aplikasi tersebut berbayar (PAID) , sehingga kita urung untuk mendownloadnya. Nah.. Untuk mengatasi hal tersebut, ada solusinya dengan menggunakan aplikasi Blackmart Alpha.
screenshot-2016-04-06-19.png
Blackmart Alpha adalah aplikasi yg membuat semua aplikasi yang ada di PlayStore menjadi gratis alias FREE. Blackmart Alpha menyediakan aplikasi-aplikasi Android versi Pro yang telah di cracked, sehingga kita bisa mendownload atau menyimpanya dalam bentuk file APK secara gratis.

Download : Blackmart Alpha

Demikianlah cara membuat semua aplikasi Android yang ada di Play Store menjadi gratis dengan menggunakan aplikasi Blackmart Alpha. Semoga membantu.

Selasa, 05 April 2016

Jadwal Haul Para Tokoh Ulama & Habaib Di Kalimantan Selatan

haul3.jpg

JADWAL HAUL TOKOH ULAMA & HABAIB DI KALIMANTAN SELATAN ------------------------------------------------------ - BANJARMASIN : 1. Sultan Surian Syah (Sultan Banjar Pertama): 12 Rabiul Awal / 24 Des 2015 & 12 Des 2016 2. Habib Hamid bin Abbas Bahasyim ( Habib Basirih ) : 18 Jumadil Awal / 27 Feb 2016 3. Tuan Sheikh Mufti Haji Jamaluddin Al-Banjary ( Surgi Mufti ) : 8 Muharram / 21 Okt 2015 / 21 Okt 2016 4. Tuan Guru Sheikh Muhammad Amin bin Ya'qub ( Datuk Amin Benua Anyar ) : 30 Syawal / 30 Juli 2016 5.Tuan Guru Haji Ahmad Bakeri ( Guru Bakeri ) : 20 Rabiul Awal 6. Tuan Guru Haji Muhammad ( Ayahanda Tuan Guru Ahmad Zuhdiannor / Guru Zuhdi : 17 Muharram ------------------------------------------------------ - Kab.Banjar ( Martapura ) : 1. Datuk Sheikh Muhammad Arsyad Al-Banjary ( Datuk Kelampayan )(Pengarang Kitab Sabil Al-Muhtaddin) : 6 Syawal / 11 Juli 2016 2. Datuk Sheikh Abdul Hamid ( Datuk Abulung ) : 12 Dzulhijjah / 26 Sept 2015 & 14 Sept 2016 3. Tuan Guru Sheikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjary ( Tuan Guru Sekumpul ) : 5 Rajab / 10 April 2016 4. Tuan Guru Sheikh Muhammad Kasyful Anwar bin Ismail Al-Banjary ( Guru Kasyful ) : 18 Syawal / 23 Juli 2016 ------------------------------------------------------ - BANJARBARU : 1. Sharifah Badrun binti Syed Yusuf Al-Qodiry Al-Hasani ( 29 Syawal / 3 Agustus 2016 ------------------------------------------------------ - Kab Barito Kuala: 1.Datuk Sheikh Haji Muhammad Abdusshamad Al-Banjary ( Datuk Bakumpai ) : 13 Safar / 25 Nov 2015 / 13 Nov 2016 ------------------------------------------------------ - Kab. TAPIN : 1. Datuk Sheikh Muhammad Abdush Shamad ( Datuk Sanggul ) : 28 Dzulhijjah / 12 Okt 2015 & 30 Sept 2016 2. Datuk Sheikh Abdul Mu'in ( Datu Nuraya Padma Tunggal ) : 15 Dzulhijjah / 29 Sept 2015 / 17 Sept 2016 3. Datuk Suban : 14 Syawal / 21 Mei 2016 4. Datuk Sheikh Shalman Al-Farisi ( Datuk Gadung ) : 9 Dzulhijjah / 23 Sept 2015 / 11 Sept 2016 ------------------------------------------------------ - Kab.Hulu Sungai Selatan : 1. Datuk Sheikh Haji. Sa'dudin ( Datuk Taniran ) : 5 Safar / 17 Nov 2015 / 5 Nov 2016 2. Al-Habib Ibrahim Al-Habsyie : 14 Safar / 26 Nov 2015 / 14 Nov 2016 3. Datuk Muhammad Thaher bin H. Syahbuddin ( Datuk Daha ) : 10 Syawal / 15 Juli 2016 ------------------------------------------------------ Kab.Hulu Sungai Tengah : 1. Tuan Guru Haji Muhammad Ramli ( Wali Katum ) : 29 Sya'ban / 4 Juni 2016 2. Tuan Guru Haji Ahmad Mughnie Ayahanda Daripada Tuan Guru Haji Mohd Bakheit Barabai 12 Dzulhijjah / 14 Sept 2016 ------------------------------------------------------ Kab.Hulu Sungai Utara: 1. Sheikh Abdurrasyid ( Pendiri Pondok Pesantrian Rakha Desa Pekapuran ) : 12 Syawal / 17 Juli 2016 2. Tuan Guru Haji Ahmad Riduan ( Guru Lok Bangkai ) : 12 Sya'ban / 19 Mei 2016 ------------------------------------------------------ - Kab.Tabalong: 1. Datuk Sheikh Muhammad Nafis bin Idris Al-Banjary (Datuk Nafis) Pengarang Kitab Ad-Durrun Nafis : 14 Rabiul Akhir / 24 Jan 2016 ------------------------------------------------------ - Kab.Balangan: 1. Datuk Kandang Haji : 17 Rabiul Akhir / 27 Jan 2016 ------------------------------------------------------ Kab. Tanah Laut: 1. Habib Muhammad bin Abdullah Al-Athas : 11 Shafar / 23 Nov 2015 & 11 Nov 2016 2. Datuk Insad : 5 Rabiul Awal / 17 Des 2015 & 5 Des 2016 ------------------------------------------------------ - Kab. Tanah Bumbu : 1. Syarifah Hajjah Aminah binti Al-Habib Salim Assegaff ( Ibu Ifah Kuning ) : 7 Jumadil Awal / 16 Feb 2016 2. Habib Mushaffa Ahmad bin Al-Habib Shaleh Al-Aydrus : 11 Rabiul Akhir / 21 Jan 2016 3. Sheikh Muhammad Riduan Shaleh : 3 Jumadil Akhir / 12 Maret 2016 4. Habib Mukhtar bin Habib Husein Al-Aydrus : 24 Jumadil Awal / 4 Maret 2016 5. Syarif Ali bin Pangeran Syarif Abdurrahman Al-Aydrus : 7 Syawal / 12 Juli 2016 6. Mufti Haji Muhammad Arsyad Lamak bin Mufti Haji Muhammad As'Ad Al-Banjary ( Kubah Pagatan ) : 23 Rabiul Awal / 4 Jan 2016 & 23 Des 2016 7.Habib Muhammad bin Ali Al-Aydrus (Habib Mancung) : 14 Dzulqaidah / 17 Agustus 2016 8. Habib Mustafa bin Pangeran Syarif Ali Al-Aydrus : 27 Jumadil Awal / 7 Maret 2016 9. Habib Usman bin Segaf Al-Aydrus : 27 Jumadil Awal / 7 Maret 2016 10. Habib Alwy bin Syarif Umar Al-Aydrus : 8 Rabiul Awal / 20 Des 2015 / 8 Des 2016 11. Habib Husein bin Syarif Umar Al-Aydrus : 10 Sya'ban / 17 Mei 2016 ------------------------------------------------------ - Kab.Kota Baru : 1. Syarif Umar bin Pangeran Syarif Ali Al-Aydrus : 21 Sya'ban / 28 Mei 2016 2. Syarif Alwy bin Al-Habib Hasan Al-Aydrus : 27 Rajab / 5 Mei 2016 3. Tuan Guru Sheikh Muhammad Dahlan ( Guru Cantung ) : 25 Rabiul Awal / 6 Jan 2016 & 25 Des 2016 4. Sheikh Qusyairin Iman Shah: 7 Dzulqaidah / 10 Agustus 2016 ------------------------------------------------------
* WAKTU PELAKSANAAN HAUL BESAR DITENTUKAN OLEH PANITIA PELAKSANA, SEHINGGA PELAKSANAAN HAUL BISA BERBEDA DENGAN TANGGAL WAFATNYA.
* Semoga dengan adanya tulisan ini, Jadwal Haul Para Tokoh Agama, Habaib dan Ulama Kalimantan Selatan ini, akan lebih memudahkan kita untuk mengingat dan mempersiapkan diri untuk berhadir di acara Haul-haul beliau-beliau nantinya  Semoga ada berkahnya untuk kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin

SILAHKAN DI SAVE / SHARE - SEMOGA BERKAH & BERMANFAAT UNTUK KITA SEMUA. AAMIIN.

N/B: Apabila ada Tokoh, Habaib atau Ulama yang tidak terjadwal di atas Agar kiranya memberitahukan Nama lengkap beliau, Tanggal Haulnya beserta Daerahnya. Insya Allah nanti akan kami tambahkan di daftar. Afwan 

Minggu, 03 April 2016

Rasulullah S.A.W Pernah Menyebut Bangsa Indonesia

al-maalki1.jpg
Tatkala salah satu guru Prof. DR. Al-Muhaddits As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dan Al-'Allamah Al-'Arif billah Sheikh Ustman bersama rombongan ulama lainnya pergi berziarah ke Makam Rasulullah saw., tiba-tiba beliau diberikan kasyaf (tersingkapnya hijab) oleh Allah swt. dapat berjumpa dengan Rasulullah saw.

Di belakang Nabi Muhammad saw. sangat banyak orang yang berkerumunan. Ketika ditanya oleh guru as-Sayyid Muhammad al-Maliki itu: “Ya Rasulullah, siapakah orang-orang itu?”

Rasulullah saw. pun menjawab: “Mereka adalah umatku yang sangat aku cintai.”

Dan diantara sekumpulan orang yang banyak itu ada sebagian kelompok yang sangat banyak jumlahnya. Lalu guru as-Sayyid Muhammad al-Maliki bertanya lagi: “Ya Rasulullah, siapakah mereka yang berkelompok sangat banyak itu?”

Rasulullah saw. kemudian menjawab: “Mereka adalah bangsa Indonesia yang sangat banyak mencintaiku dan aku mencintai mereka.”

Akhirnya, guru as-Sayyid Muhammad al-Maliki itu menangis terharu dan terkejut. Lalu beliau keluar dan bertanya kepada jama’ah: “Mana orang Indonesia? Aku sangat cinta kepada Indonesia.” (Dikutip dari ceramah Tuan Guru Sheikh Muhyiddin Abdul Qadir al-Manafi).

Inilah Kekejaman Raja-Raja Di Nusantara

Inilah Daftar Kekejaman Raja-raja di Nusantara Raja-raja Nusantara ini melakukan kekejaman, mulai dari minta disembah oleh kaum brahmana, sampai membantai ribuan ulama.

Sejarah kerajaan di Nusantara tidak hanya berisi catatan soal kebesaran dan jatuh bangunnya raja-raja mereka. Tidak semua raja-raja tersebut mampu berlaku adil dan bijaksana. Kekuasaan absolut menjadi ajang mempertunjukkan kelaliman. Berikut ini raja-raja dan kekejamannya yang pernah tercatat dalam sejarah Nusantara.

Kertajaya Memaksa Brahmana untuk Menyembahnya

Raja Kediri Kertajaya alias Dangdang Gendis (memerintah 1194-1222) menyatakan diri sebagai dewa dan memerintahkan rakyat dan para pemuka agama menyembahnya. Kelakuannya tak seperti leluhurnya, Airlangga, pendiri kerajaan Kahuripan, yang terkenal karena toleransi beragama antara Budha dan Hindu. Tak terima kelaliman Kertajaya, banyak kaum brahmana melarikan diri.

“Para brahmana yang berpengaruh lari ke timur untuk beraliansi dengan Ken Arok, perebut tahta dari Janggala,” tulis Ann R. Kinney dalam Worshipping Siva and Buddha: The Temple Art of East Java. Perang besar terjadi pada 1222, pasukan Kertajaya kalah. Ken Arok lalu mendirikan Kerajaan Singasari sembari meneruskan tradisi toleransi beragama Kediri. (Baca: Siapa Sebenarnya Ayah Ken Arok?)

Kertanegara Mengiris Telinga Duta Mongol

Tahun 1289, datanglah rombongan utusan Kubilai Khan dari Tiongkok ke tanah Jawa untuk menemui raja Singasari, Kertanegara (memerintah 1268-1292). Utusan itu meminta upeti dari Jawa sebagai bukti tunduk. Salah satu dari mereka, Meng Khi, menghadap raja. Sebagai jawabannya kepada Kubilai Khan, Kertanegara memotong telinga dan hidung Meng Khi dan mengusir rombongan itu pulang. Tak terima, pada 1292 Kubilai Khan mengirim ekspedisi ke Jawa dengan seribu kapal dan 20.000 prajurit untuk menghukum Singasari. Namun Kertanegara keburu dibunuh oleh bawahannya dari Kediri, Jayakatwang.

Di kutip dari tulisan : Rahadian Rundjan

Aceh Dan Ottoman Dalam Koin Emas

koin-emas-aceh.jpg

Aceh-Ottoman dalam Koin Emas Penemuan koin emas bertuliskan nama Sultan Aceh dan Sultan Ottoman menandakan hubungan antara kedua kerajaan Islam itu.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~• RATUSAN keping koin emas kuno peninggalan Kesultanan Aceh ditemukan penduduk di Gampong Pande, Aceh, pada 11 November 2013. Beberapa koin bertuliskan nama Alaudin Riayat Syah Al-Kahar, sultan Aceh, berdampingan dengan Sulaiman I, sultan Ottoman Turki. Penemuan ini bukti penting yang menegaskan hubungan diplomatik antara Aceh dan Ottoman sejak abad ke-16.

Sultan Al-Kahar adalah Sultan Aceh ketiga yang berasal dari Dinasti Meukuta Alam, dinasti pendiri Kerajaan Aceh. Dia berkuasa antara tahun 1537 sampai 1571. Pada masanya, Aceh menjadi kekuatan politik dan ekonomi yang dominan di Sumatra dan Semenanjung Malaka.

Portugis, yang menguasai Malaka sejak tahun 1511, menjadi rival Aceh dalam meluaskan pengaruhnya di Selat Malaka, baik dalam konteks politik maupun ekonomi. Karena itu, Aceh menjalin kontak dengan Kesultanan Ottoman untuk menjajaki kerjasama menghadapi Portugis.

“Setelah tumbuh menjadi lebih besar dari sebelumnya, Kesultanan Ottoman menjelma menjadi tempat bagi kerajaan-kerajaan Islam di Timur (India dan Kepulauan Nusantara) yang baru berkembang menaruh harapan dalam menghadapi Portugis,” tulis Giancarlo Casale dalam The Ottoman: Age of Exploration.

Utusan Aceh kali pertama datang ke Istanbul pada 1562. Mereka meminta bantuan senjata berupa meriam. Terkesan dengan utusan Aceh ini, sultan yang berkuasa saat itu, Sulaiman I, mengirimkan meriam beserta teknisinya serta seorang diplomat bernama Lutfi Bey.

Kedatangan Lutfi Bey ke Aceh menjadi penting karena berdasarkan laporannya, orang-orang Turki menjadi paham posisi strategis Aceh sebagai pusat perdagangan dan garis terdepan umat Islam dalam menghadapi Kristen Portugis di Nusantara. Aceh sendiri antusias menjadi bawahan Kesultanan Ottoman.

“Surat diplomatik yang Lutfi Bey bawa ketika dia kembali ke Istanbul pada 1566, menyatakan bahwa Sultan Al-Kahar tidak lagi ingin sekadar meminta senjata kepada Sultan Sulaiman I. Tidak pula ingin menjalin hubungan politik antar dua kerajaan yang berdiri sama sejajar. Melainkan dia ingin agar dirinya dan negerinya, Aceh, diperintah secara langsung oleh Sultan Sulaiman I sebagai ganti bantuan Ottoman dalam menghadapi Portugis,” lanjut Casale.

Antusiasme Aceh ditanggapi positif oleh Sultan Sulaiman I sebelum akhirnya dia mangkat dan digantikan Sultan Selim II. Dia memerintahkan angkatan lautnya untuk mengirim armada sebanyak 15 kapal layar ke Aceh yang bermuatan prajurit, penasehat militer, teknisi meriam, juga tukang-tukang seperti penambang, pandai besi, dan pandai emas.

Sayangnya, armada yang dijadwalkan tiba di Aceh pada 1568 terpaksa mengalihkan perjalanan ke Yaman, Arab Selatan, untuk memadamkan sebuah pemberontakan. Hanya dua buah kapal yang tiba di Aceh tanpa membawa senjata. Kedua kapal itu membawa sekelompok pedagang dan teknisi meriam, yang tidak cukup untuk memuluskan rencana Sultan Al-Kahar menyerang Portugis di Malaka pada 1570.

Penambangan dan penempaan bijih besi bukan barang baru di Aceh. Sejak zaman Samudra Pasai pada abad ke-14, timah dan emas telah ditemukan, bahkan dijadikan satuan mata uang dengan ukiran nama raja yang berkuasa di kedua sisinya. Mereka menempa mata uang timah yang bernama cash dan mata uang dari emas yang bernama mas. Sistem ini kemudian diadopsi raja-raja Aceh.

Menurut Denys Lombard dalam Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636), Sultan Al-Kahar-lah yang memperkenalkan mata uang Aceh pertama, yakni dirham.

“1 pardew (mata uang Portugis yang ditempa di Goa, India) sama dengan 4 dirham Aceh,” tulis Lombard. “Namun nilai mata uang itu sendiri sering mengalami perubahan yang besar sekali. Para penjelajah selalu memberi nilai yang berbeda-beda, kadang-kadang bahkan dalam jarak waktu yang hanya beberapa bulan.”

Nama Sultan Sulaiman I yang terukir bersanding dengan Sultan Al-Kahar dalam beberapa koin emas Aceh merupakan bukti pengakuan Kesultanan Aceh atas kekuasaan Kesultanan Ottoman sebagai pemegang inti dunia Islam saat itu. Nama Sultan Ottoman juga selalu disebutkan dalam tiap khotbah Jumat...

Sabtu, 02 April 2016

Rumah Peninggalan Gusti Kacil Di Pulau Bangka

gusti-kacil1.jpg
Rumah peninggalan Gusti Kacil di Pulau Bangka
Di dalam buku sejarah Banjar tersebut sebuah nama Pangeran Muda (Pangeran Moeda). Sedangkan dalam kitab para raja yang memerintah negeri Banjar, yang disusun oleh H. Mahmud Siddik bin Syekh Abdurrahman Shiddiq di Keraton Kuin Banjar, tertulis nama Gusti Mas Muda dengan gelar Gusti Kacil.

Siapakah Gusti Kacil? Zuriat keturunan dari sebelah ibu Pangeran Dungking bin Pangeran KH. Dipasanta sampai seterusnya zuriat ke atas bersambung ke Syekh Muhammad Arsyad Al- Banjary. Pangeran KH. Dipasanta wafat di Padang sewaktu membantu Imam Bonjol dalam Perang Padri. Penulis kitab Syajarah al Arsyadiyyah Syekh Abdurrahman Siddik (Mufti Kerajaan Indragiri) pernah belajar ilmu agama dengan pamannya H. Muhammad As'ad, keturunan Pangeran KH Dipasanta di Padang.

Sedangkan dari sebelah ayah Gusti Kacil zuriat keturunan Pangeran Surianata beristrikan Putri Junjung Buih. Gusti Kacil dilahirkan di Martapura 1825. Gusti Kacil memiliki dua saudara yakni Gusti Ismail dan Gusti Mustopa.

Silsilah Gusti Kacil sebagai berikut: Gusti Kacil bin Gusti Muhammad Yusuf bin Gusti Ahmad. Leluhur Gusti Kacil adalah Pangeran Antasari putra Sultan Takhlilullah bin Sultan Sa'idullah.

Pangeran Muda atau Pangeran Mas Muda dengan gelar Gusti Kacil pernah memangku jabatan penting saat pergolakan Perang Banjar.

Pada rapat besar di Kandangan pada tahun 1859 yang dipimpin oleh Pangeran Hidayatullah dan didampingi oleh Aminullah, Demang Leman dan Temanggung Jalil, Gusti Kacil dipercaya sebagai pimpinan wilayah Martapura.

Beberapa pimpinan wilayah lainnya adalah H Sambas (Pengaron), H Buyasin (Batu Tungku), Tumenggung Tambunau/Antaludin dan Kiai Cakrawati (Amandit), Demang Leman (Batang Alai), Tumenggung Jalil (Balangan). Sementara pucuk pimpinan Pangeran Antasari berkedudukan di Tabalong mencakup Tanah Dusun.

Pada rapat besar itu pula lahir keputusan untuk membuat benteng pertahanan di Gunung Madang, yang dibantu oleh sejumlah punggawa.

Sebelum Gusti Kacil memangku jabatan teras di Kesultanan Banjar di Martapura banyak Pangeran/Sultan dan perangkat Kesultanan ditangkap dan ada yang diasingkan keluar Banjar seperti keluarga Pangeran Amir diasingkan ke Srilangka (Ceylon), Pangeran Hidayatullah diasingkan ke Cianjur, Sultan Tamjidillah II diasingkan ke Jakarta. Ada juga yang tewas dibunuh oleh kompeni Belanda.

Melihat kekejaman Belanda kepada rakyat dan anggota keluarga kerajaan, Gusti Kacil tak berdiam diri. Sikap politiknya yang anti Belanda ia perlihatkan dengan turun langsung dalam perang antara Kesultanan Banjar melawan Kompeni Belanda, Agustus 1859 di Martapura.

Pada pertempuran di Martapura itu, Gusti Kacil selaku pimpinan wilayah dengan gagah beraninya berhadapan dengan Belanda. Berbekal strategi tempur, ilmu bela diri yang ia kuasai, Gusti Kacil mengamuk bersenjatakan sebilah keris peninggalan Putri Junjung Buih.

Pada peristiwa tersebut banyak pasukan kompeni Belanda menjadi korban. Belanda marah sehingga keluar perintah tangkap untuk Gusti Kacil. Namun usaha Belanda untuk menangkap Gusti Kacil tidak pernah berhasil. Tak kurang akal, Belanda membuat sayembara siapa yang bisa menangkap Gusti Kacil dalam keadaan hidup atau mati akan mendapat hadiah sebanyak 250 F. Sayembara ini juga tidak berhasil untuk menangkap Gusti Kacil.

Kompeni Belanda mendengar kabar bahwa satu-satunya orang yang mampu menangkap dan menaklukan ilmu Gusti Kacil adalah seorang ulama yang berilmu tinggi yakni Datu Landak. Nama asli Datu Landak adalah Syekh Muhammad Afif, buyut dari Syekh H. Muhammad Arsad Al-Banjary (Datu Kalampayan).

Maka diundanglah Datu Landak untuk menghadap kompeni Belanda. Namun Datu Landak menolak bertemu Belanda. Sebelumnya, berita diburunya Gusti Kacil oleh Belanda telah sampai di telinga Datu Landak. Dan ini sangat bertentangan sekali dengan Datu Landak, tiada kompromi untuk kompeni Belanda bagi Datu Landak. Selain dari itu di belakang Gusti Kacil untuk melawan Kompani Belanda tidak lepas dari peran dan bantuan Datu Landak. Apalagi, antara Datu Landak dengan Gusti Kacil masih memiliki hubungan keluarga. Datu Landak adalah sepupu Gusti Kacil dari pihak ibu.

Dengan latar belakang di atas tidak mungkin bagi Datu Landak menangkap Gusti Kacil untuk diserahkan kepada Belanda. Hasil musyawarah antara Datu Landak, Gusti Kacil, pihak keluarga dan perangkat kesultanan maka diambil keputusan bahwa Gusti Kacil harus meninggalkan Banjar demi keselamatan dirinya dan menghindari dari pertumpahan darah yang lebih banyak.

Akhirnya, pada tahun 1864 empat orang putra terbaik banua meninggalkan Banjar yaitu Gusti Kacil, Datu Landak, Gusti Mustofa (kakak Gusti Kacil) dan seorang hulubalang yang tidak diketahui namanya.

Sewaktu meninggalkan Banjar, Gusti Kacil, Datu Landak, Gusti Mustofa dan seorang hulubalang, mengarungi lautan memakai sampan. Di lautan sampan mereka pecah. Dua orang akhirnya terdampar di Banten, yakni Gusti Mustofa dan seorang hulubalang. Sedangkan Datu Landak dan Gusti Kacil terdampar di Muntok, Pulau Bangka.

Panitia Haul Ke 11 Allahyarham Tuan Guru Sheikh Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani Siapkan 423.500 Kotak Nasi Samin

haul-ke-11-guru-sekumpul.jpg

Martapura (Kalimantan Selatan) Haul Guru Sekumpul Ke 11 10 April 2016

Jelang berlangsungnya haul ke-11 Almarhum KH Zaini Abdul Ghani atau Guru Sekumpul, warga di Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar mulai menyiapkan peralatan memasak. Seperti di dapur umum Gang Hijjrah Sekumpul terlihat panci berukuran raksasa menumpuk di depan dapur setempat.ini panci berukuran raksasa menumpuk untuk Haul ke-11 Guru Sekumpul. Menurut Koordinator Haul ke-11 Guru Sekumpul, H Abdurahram, di dapur tersebut akan mengolah dan menyiapkan nasi samin.

Tidak sedikit, dari dua dapur umum di Gang Hijrah mereka menyiapkan sebanyak 56,625 bungkus atau kotak nasi samin. "Total tahun ini sebanyak 423.500 nasi kotak atau bungkus disiapkan oleh panitia haul Guru Sekumpul untuk jemaah yang hadir. Semua itu, diolah dan disiapkan ada 27 dapur umum," ungkap H Abdurahman.