Populer

Cari Blog Ini

Music Listening

Translate

Selasa, 24 Mei 2016

Kumpulan Pantun Melayu Penuh Nasihat

Ayam disabung jantan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam di darat ikan di laut
Dalam belanga bertemu jua

Batang selasih permainan anak
Daun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga

Beli cempedak dari juana
Mari dibelah di atas tudung
Jika berhajat menyunting bunga
Jumpa wali di atas gunung
Istana-Maimun-penghuni-medan-873980_800_

Berkurun lama pergi menjauh
Wajah kulihat di dalam mimpi
Kalau dah kasih sesama sungguh
Kering lautan tetap kunanti

Buah kuini jatuh tercampak
Jatuh menimpa bunga selasih
Biar bertahun di lambung ombak
Tidak kulupa pada yang kasih

Burung merbuk membuat sarang
Anak enggang meniti di paya
Tembaga buruk di mata orang
Intan berkarang di hati saya
gerbang-srimersing.jpg

Harum baunya si bunga tanjung
Harumnya sampai ke puncak gunung
Tuan umpama sekaki payung
Hujan panas tempat berlindung

Hujan panas turun berderai
Guruh menyambar pohon jati
Kasih sayang tak boleh bercerai
Bagaikan rambut bersimpul mati

Kain cindai dilipat-lipat
Lipat mari tepi perigi
Kalau pandai Tuan memikat
3-tpuramosque.jpg
Burung terbang menyerah diri

Kalau menyanyi perlahan-lahan
Dibawa angin terdengar jauh
Kalau hati tidak tertahan
Di dalam air badan berpeluh

Kalau tuan pergi ke bendang,
Jangan petik buah rumbia,
Tuan umpama bulan mengambang,
Cahaya meliput serata dunia.

Kalau Tuan pergi ke Jambi
Ambil air untuk jurobatunya
Kalau Tuan hendakkan kami
Bakar air ambil abunya

Laju-laju perahu laju
Lajunya sampai ke Surabaya
Lupa kain lupakan baju
Tetapi jangan lupakan saya

Limau purut lebat di pangkal
Batang selasih condong uratnya
Hujan ribut dapat ditangkal
Hati kasih apa obatnya?

Melepuh kakiku terkena tunggul,
Tunggul besar di tengah padang,
Gelusuh hatiku melihat sanggul,
Sanggul besar berbunga goyang.

Orang berhuma di Pulau Balangan
Asap apinya tabun-menabun
Tuan laksana bunga kayangan
Kuntum kasturi tangkainya embun

Pohon sena cabangnya empat
Mari terbang waktu pagi
Kalau kena dengan makrifat
Burung terbang menyerah diri

Sayang Laksamana mati dibunuh
Mati dibunuh Datuk Menteri
Tuan umpama minyak yang penuh
Sedikit tidak tertumpah lagi

Sayang pelanduk
di luar pagarMati ditembak patah kakinya
Tujuh tahun gunung terbakar
Baru sekarang nampak apinya

Tajam tubuh si buah gading
Hendaklah ikat bersama tali
Hancur luluh tulang dan daging
Namun kulupa tidak sekali

Tebang gelam tebang kenanga
Batang tumbang menimpa gedung
Kumbang mengidam nak seri bunga
Bunga kembang di puncak gunung

Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin

Anak merak Kampung Cina
Singgah berhenti kepala titi
Emas perak kebesaran dunia
Budi bahasa tak dapat dicari

Angin kencang turunlah badai 
Seumur hidup cuma sekali 
Tunduk kepala jatuh ke lantai 
Jari sepuluh menjunjung duli
 
Berbuah lebat pohon mempelam 
Rasanya manis dimakan sedap 
Bersebarlah adat seluruh alam 
Adat pusaka berpedoman kitab

Bunga melati bunga di darat
Bunga seroja di tepi kali
Hina besi karena karat
Hina manusia tidak berbudi

Gadis Aceh berhati gundah 
Menanti taruna menghulur tepak 
Gula manis sirih menyembah 
Adat dijunjung dipinggir tidak

Ikan berenang di dalam lubuk 
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk 
Adat sirih pulang ke gagang
 
Air melurut ke tepian mandi
Kembang berseri bunga senduduk
Elok diturut resmi padi 
Semakin berisi semakin tunduk

Angin teluk menyisir pantai 
Hanyut rumpai di bawah titi
Biarlah buruk kain dipakai 
Asal pandai mengambil hati

Dalam semak ada duri 
Ayam kuning buat sarang
Orang tamak selalu rugi 
Macam anjing dengan baying

Dayung perahu tuju haluan 
Membawa piring bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pohon tidak berbuah 

Anak angsa mati lemas
Mati lemas di air masin
Hilang bahasa karena emas
Hilang budi karena miskin

Anak merak Kampung Cina
Singgah berhenti kepala titi
Emas perak kebesaran dunia
Budi bahasa tak dapat dicari

Angin kencang turunlah badai 
Seumur hidup cuma sekali 
Tunduk kepala jatuh ke lantai 
Jari sepuluh menjunjung duli
 
Berbuah lebat pohon mempelam 
Rasanya manis dimakan sedap 
Bersebarlah adat seluruh alam 
Adat pusaka berpedoman kitab

Bunga melati bunga di darat
Bunga seroja di tepi kali
Hina besi karena karat
Hina manusia tidak berbudi

Gadis Aceh berhati gundah 
Menanti taruna menghulur tepak 
Gula manis sirih menyembah 
Adat dijunjung dipinggir tidak

Ikan berenang di dalam lubuk 
Ikan belida dadanya panjang
Adat pinang pulang ke tampuk 
Adat sirih pulang ke gagang 

Air melurut ke tepian mandi
Kembang berseri bunga senduduk
Elok diturut resmi padi 
Semakin berisi semakin tunduk

Angin teluk menyisir pantai 
Hanyut rumpai di bawah titi
Biarlah buruk kain dipakai 
Asal pandai mengambil hati

Dalam semak ada duri 
Ayam kuning buat sarang
Orang tamak selalu rugi 
Macam anjing dengan baying

Dayung perahu tuju haluan 
Membawa rokok bersama rempah
Kalau ilmu tidak diamalkan
Ibarat pohon tidak berbuah

Encik Dollah pergi ka Jambi
Pergi pagi kembali petang
Kalau Tuhan hendak membagi 
Pintu berkancing rezeki datang

Lagu bernama serampang laut
Ditiup angin dari Selatan
 Layar dikembang kemudi dipaut 
Kalau tak laju binasa badan

Orang haji dari Jeddah 
Buah kurma berlambak-lambak
Pekerjaan guru bukanlah mudah 
Bagai kerja menolak ombak

Padi segemal kepuk di hulu 
Sirih di hilir merekap junjungan
Kepalang duduk menuntut ilmu
Pasir sebutir jadikan intan.

Masuk hutan berburu musang 
Musang mati dijerat orang
Macam mana hati tak bimbang 
Ayam di sangkar disambar elang

Pisau raut hilang di rimba
Pakaian anak raja di Jeddah
Karam di laut boleh ditimba
Karam di hati bilakah sudah

Apa guna kepuk di ladang
Kalau tidak berisi padi 
Apa guna keris di pinggang 
Kalau tidak berani mati 

Anak Cina bersampan kotak 
Muatan sarat dengan ragi
 Biar retak bumi kupijak 
Kamu takkan kulepaskan lagi

Kalau mengail di lubuk dangkal 
Dapat ikan sepenuh raga 
Kalau kail panjang sejengkal 
Jangan lautan hendak diduga

Limau bentan di tepi tingkap 
Anak-anak melempar burung 
Harimau di hutan lagi kutangkap 
Inikan pula cicak mengkarung 

Orang menyeberang gunakan titi
Titi dibuat tinggi di atas
 Dalam telur lagikan dinanti 
Inikan pula sudah menetas

Ada seekor burung belatuk 
Cari makan di kayu buruk 
Tuan umpama ayam pungguk 
Segan mencakar rajin mematuk

Asam kandis asam gelugur 
Ketiga asam si riang-riang 
Menangis mayat di pintu kubur 
Teringat jasad tidak sembahyang

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan Tinggalkan Komentar anda disini dan harap gunakan Kata-Kata yg Sopan!....................